Rabu, 20 Maret 2013

Adu Kerbau (Ma' Pasilaga Tedong)



Adu kerbau atau di daerah Toraja dikenal dengan nama "silaga tedong" merupakan acara adat di kabupaten Tana Toraja yang diadakan pada acara kematian. acara ini di langsungkan untuk memberikan penghiburan kepada keluarga duka yang bersangkutan. Sebelum acara pemakaman dilakukan, telah dilakukan persiapan yang penuh dengan acara seremoni. Mulai dari passilaga tedong secara massal, hingga prosesi pemotongan hewan yang juga dilakukan secara massal.Adu kerbau diawali dengan kerbau bule. 
 







Partai adu kerbau diselingi dengan prosesi pemotongan kerbau ala Toraja, Ma’tinggoro tedong, yaitu menebas kerbau dengan parang dan hanya dengan sekali tebas. Semakin sore, pesta adu kerbau semakin ramai karena yang diadu adalah kerbau jantan yang sudah memiliki pengalaman berkelahi puluhan kali.Sebelum diadu, dilakukan parade kerbau. Ada kerbau bule atau albino, ada pula yang memiliki bercak-bercak hitam di punggung yang disebut saleko dan hitam di punggung (lontong boko'). Jenis yang terakhir ini harganya paling mahal, bisa di atas Rp 100 juta. Juga terdapat kerbau jantan yang sudah dikebiri—konon cita rasa dagingnya lebih gurih Setelah acara passilaga tedong usai akan di lanjutkan dengan upacara adat yang disebut dengan "Pattinggoro Tedong". Pattinggoro Tedong adalah dimana kerbau-kerbau aduan tadi di sembelih dan orang Toraja agar dapat mengantarkan roh almarhum ke Dunia Arwah (orang suku Toraja menyebutnya "puyo").

 

Kerbau adalah hewan bernilai paling tinggi dalam budaya Toraja, salah satu etnis di Pulau Sulawesi. Kerbau yang dalam bahasa setempat disebut tedongatau karembau, memainkan peran sangat penting dalam kehidupan sosial masyarakat Toraja dan etnis lain yang tinggal di daerah sekitar Toraja. Selain menjadi hewan pekerja (membantu membajak sawah dan mengangkut barang), alat transaksi (misalnya dalam jual beli tanah, mahar, warisan), kerbau juga dipakai sebagai persembahan dalam upacara rambu solo dan rambu tuka masyarakat Toraja. Rambu tuka adalah upacara yang berkaitan dengan kehidupan seperti kelahiran, perkawinan, pesta panen, dan pesta sukacita. Ritus ini dilakukan saat matahari terbit hingga tengah hari dan berorientasi ke arah timur. Karena itu,rambu tuka dilaksanakan di sebelah timur tongkonan (rumah adat Toraja). Rambu solo merupakan upacara yang terkait dengan kematian. Ritus ini biasa dilaksanakan sore hari. Upacara yang umumnya berupa prosesi penguburan ini dilaksanakan di sebelah barat tongkonan.
Kerbau Belang Jantan Sebagai Persembahan Upacar  
a
Tidak semua kerbau bisa dipakai dalam upacara. Hanya kerbau belang jantan yang bernilai tinggi dan bisa dikorbankan sebagai persembahan dalam upacara adat pemakaman masyarakat Toraja. Kerbau belang ini merupakan spesies endemik yang hanya terdapat di Toraja. Disebut kerbau belang karena kulitnya berwarna kombinasi merah muda/albino dan hitam/kelabu. Oleh masyarakat Toraja, kerbau ini dipercaya sebagai kendaraan arwah menuju puya (surga). Karena itu, semakin bagus kerbau belang dan semakin banyak jumlah yang dipotong, akan semakin baik dan aman kehidupan orang yang meninggal di akhirat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar